Wednesday, December 21, 2016

5 Video Youtube Yang Paling Saya Suka


 5 link video di bawah ini adalah video yang saya suka. Silahkan anda cek dan tonton sendiri.

https://youtu.be/E-e7U_JqWco

Cant Blame A Girl For Trying - Sabrina Carpenter


Here I am again, the same old situation
Why does the guy thing have to be so complicated?
I should've played it cool, instead I made a fool
Oh, the things I do

'Cause I'm young and I'm dumb
I do stupid things when it comes to love
And even if I always end up crying
Well, you can't blame a girl for trying

Oh, oh
Oh, oh
No, you can't blame a girl for trying
Oh-oh-oh-oh

I should've shut my mouth, I could've kept it quiet
I might have freaked him out 'cause I was so excited
But I just couldn't wait, I took a leap of faith
Oh, the things I say

'Cause I'm young and I'm dumb
I do stupid things when it comes to love
And even if I always end up crying
Well, you can't blame a girl for trying

Oh, oh
Oh, oh
No, you can't blame a girl for trying
Oh, oh
Oh, oh
No

And I think sometimes I tend to be my own worst enemy
And maybe someday I'm gonna catch a shooting star falling out of the blue
Doin' what I do

And just as I'm giving up, my heart is palpitating
Here comes another one and it's so intoxicating
And being where I've been I know that in the end
I'll do it all again

'Cause I'm young and I'm dumb
I do stupid things when it comes to love
And even if I always end up crying
Well, love will find me, there ain't no denying
But, you can't blame a girl for trying

Oh, oh
Oh, oh
No, you can't blame a girl for trying
Mmmmmm
Oh

Tuesday, December 20, 2016

Kacau - Puisi 3


Kau datang lagi
Mengingatkanku kembali
Membawa semua memori
Yang sudah aku tepi

Kau datang tanpa merasa bersalah
Tanpa berpikir aku sudah resah
Beribu cara telah aku lakukan
Dengan mudahnya kau mengacaukan

Katakanlah padaku
Bagaimana cara melupakanmu
Jangan buat diriku sesak kembali
Mengingat semua kenangan ini

I Like Chopin - Gazebo


Remember that piano
So delightful unusual
That classic sensation
Sentimental confusion

Used to say
I like Chopin
Love me now and again

Chorus:
Rainy days never say goodbye
To desire when we are together
Rainy days growing in your eyes
Tell me where's my way

Imagine your face
In a sunshine reflection
A vision of blue skies
Forever distractions

Used to say
I like Chopin
Love me now and again

Repeat Chorus

Tanyakan Pada Rumput Yang Bergoyang - CERPEN


 Fania tersenyum malu-malu karena ledekan teman-temannya saat Faris melewati kelas nya. Berbeda dengan Fania yang sedang tersenyum malu-malu, Faris justru hanya menanggapi dengan wajah datar nya. Seakan-akan disekelilingnya itu benar-benar kosong, tak ada orang.
            Fania memasuki kelas nya, duduk di kursi nya. Ia mengutuki dirinya di dalam hati sedari tadi akibat kegagalannya dalam melupakan Faris. Film-film masa lalu itu pun kembali berputar di pikiran nya. Fania kesal. Kenapa saat ia merindukan Faris, lelaki itu tak pernah muncul? Tapi di saat ia ingin melupakan, lelaki itu malah menampakkan dirinya. Seolah-olah hal itu sedang mempermainkan dirinya, dan perasaan nya tentunya.

-oO0Oo-

            Faris tampak serius menjawab soal-soal IPA nya. Hingga akhirnya dia menolehkan kepalanya. Dannis kini telah duduk di kursi sebelah kiri nya yang kosong.
            “Rajin amat lu.” Ledek Dannis.
            “Iye dong, gue.” Ucap Faris sambil sok membanggakan dirinya.
            “Halah.”
            Faris hanyaterkekeh.
            “Ris.”
            “Hem?” Jawab Faris yang masih terus menulis jawaban soal-soal nya.
            “Menurut lu, Fania bener-bener suka gak sama lu?” Tanya Dannis.
            Faris mengedikkan bahu nya, “Mana gua tau.”
            “Kalo kata gua sih beneran. Soalnya beda dari cara pandang dia. Dia pas mandang lu tuh … Pokok nya beda dah ama yang bener-bener suka dan sayang dengan ama yang Cuma genit dan bercanda doang.” Ucap Dannis panjang lebar.
            “Oh.” Hanya itu respon Faris.
            “Sialan lu. Gua ngomong dikacangin. Gua doain lu biar dapet karma gara-gara nyuekin Fania.” Setelah mengatakan kalimat itu, Dannis pergi meninggalkan Faris. Faris tak peduli, ia masih tetap fokus dengan soal-soal IPA nya.

-Oo0Oo-

2 minggu kemudian…
       Fania berdiri di depan kelas nya. Berharap Faris akan melewati kelas nya. Namun dua minggu ini dia tak melihat Faris. Pikirannya tertuju pada satu titik, apakah Faris sedang ingin menjauhinya? Padahal saat ini Fania sangat merindukan nya. Padahal ia sudah punya pacar. Tapi tetap saja ia menyayangi Faris.
            Tiba-tiba Danis datang menghampiri nya. Tentu saja, Fania heran.
            “Nunggu Faris ya?” Tanya Dannis.
            Fania membesarkan matanya, “Nggak, sok tau banget.”
            “Oh iya, lu dah jadian ya?”
            Fania gak menjawab.
            “Tapi gua tau lu masih sayang Faris.”
            Fania masih diam.
            “Faris gak masuk.” Ucap Dannis tiba-tiba.
            “Udah tau.” Respon Fania dengan nada ketus. Padahal didalam hatinya ia sudah tak tahan ingin bertanya kenapa Faris tak masuk.
            “Dia sakit. Abis dioperasi. Ginjalnya diambil satu.”
            Fania menoleh pada Dannis, “Diambil satu?”
            “Iya. Gua gak inget sakit apa. Yang gua inget cuma itu doang, ginjal Faris diangkat satu. Gua duluan.” Ucap Dannis lalu pergi meninggalkan Fania yang masih mematung sambil mencerna percakapan nya tadi.

-oO0Oo-

3 hari kemudian…
            Faris melewati Fania yang sedang bercanda di depan kelas nya. Kini Fania melihat Faris yang berbeda. Mata Faris tampak sangat lelah dari tatapan nya, bibir nya pucat, jalan nya yang juga lebih lambat. Membuat Fania tak henti-henti nya melirik Faris.
            Ingin rasanya Fania menghampiri Faris. Tapi ia juga bingung, setelah menghampirinya, apa yang nanti akan dia lakukan.

-oO0Oo-

            “Tapi, jangan terlalu ngebut, ya. Kan kita gak bawa helm.” Ucap Fania dengan nada lembut nya.
            “Iya, sayang.” Jawab Andre.
            “Ih, gak usah pake sayang-sayangan.”
            “Ama pacar sendiri ini.”
            Fania segera naik ke atas motor Andre. Lalu memegang seragam di bagian kanan dan kiri pinggang Andre. Andre pun menyalakan motor nya.
            Hari semakin lama semakin gelap. Membuat Andre harus mengendarai motor nya lebih cepat. namun, takdir tetaplah takdir. Saat Andre sedang melawan arus agar lebih cepat, muncul mobil dengan arah sebenar nya dengan kecepatan tinggi.
            Akibatnya motor Andre terpental. Begitu juga Andre dan Fania. Keadaan mereka berdua sangat mengenaskan. Terutama Fania. Dari kepalanya, keluar darah segar yang mengalir tak ada henti-henti nya.
           
-oO0Oo-

            Faris sangat senang. Ia baru saja menerima telepon dari rumah sakit yang habis merawat nya. Rumah sakit itu mendatangkan kabar gembira. Dan ia tak sabar untuk mendapatkan ginjal barunya.
            Pukul 13.45 operasi dimulai.
            Tiga setengah jama kemudian, operasi selesai. Operasi berjalan lancar.
            Setelah beberapa hari kemudian, Faris akhirnya benar-benar pulih setelah dirawat sehabis operas. Kini ia tak sabar ingin bertemu sang pendonor serta keluarga sangan pendonor. Ia datang ke ruang dokter. Untuk menanyakan identitas sang pendonor.
            Namun dokter itu tak memberikan identitas apa-apa. Ia hanya memberikan lipatan kertas pada Faris.
            Faris pun membuka, awalnya Faris mengira itu adalah identitas lengkap sang pendonor.

Untuk: Faris
Sebelumnya Fania telah mengatakannya padaku. Dia menceritakan semua tentangmu, Faris. Dia sangat menyayangimu. Karena dia selalu menceritakanmu, aku jadi tak sabar ingin bertemu padamu. Namun sayang, Fania telah pergi sebelum dia memberi tahu siapa kau dan manunjukkanmu pada ku. Aku, Nabilla, selaku kakak perempuan Fania hanya ingin mengucapkan, maafkan Fania. Maafkan Fania yang selalu mengusik ketenangan dalam kehidupanmu. Dan…dan…jujur, aku sedih karena kau lebih sering bersikap tak peduli pada adikku. Namun aku tak marah. Karena itu pilihanmu. Adikku mencintaimu, itu pilihannya. Mungkin iu saja, aku mohon sekali lagi padamu, maafkan Fania.
Dari: Nabilla

       Faris membaca surat itu berulang kali. Namun isinya tetap sama. Ia tak menyangka kalau sang pendonor itu adalah Fania. Faris berjalan dengan langkah gontai, menyusul keluarga nya yang sudah menunggu di mobil di parkiran.

-oO0Oo-

            Faris mendatangi sebuah rumah bergaya keraton Yogyakarta. Ia menekan bel rumah nya. Keluarlah seorang ibu memakai daster.
            “Assalammualaiku, nama saya Faris. Saya ingin bertemu Nabilla.” Ucap Faris.
            Baru saja ibu itu ingin menyuruh Faris masuk, keluarlah seorang wanita. Wanita itu memakai cardigan abu-abu serta celana hitam panjang nya. Terlihat sekali kalau wanita itu adalah wanita karir.
            “Kau sudah memaafkan Fania?” Ucap wanita itu. “Saya Nabilla.”

-oO0Oo-

            Di hadapan makam Fania, Faris tak menangis. Pandangannya kosong, menatap lurus ke makam. Di dalam hati nya ia sangat menyesal. Sesak. Namun semua terlambat.
            “Sudahlah, Faris. Semua itu takdir. Fania disana sudah bahagia. Biarkan dia tenang. Ayo pulang.” Ajak Nabilla. Faris pun mengikuti nasihat kakak nya Fania.
            Di dalam hati, Faris menyadari, beginilah rasanya menyesali sesuatu yang awalnya sesuatu itu dia sia-siakan. Dalam diam, Faris berdoa, agar Fania mendapatkan tempat terbaik disana. 


MAAF, INI DIBUAT SEDIKIT LEBAY.